Search Hotels

Check-in Date

calendar

Check-out Date

calendar

Sunday 14 April 2013

Jenang Gempol, Kuliner Tradisional Khas Yogyakarta


Tentunya sudah banyak yang mengenal pizza, hamburger, spaghetti dan makanan lainnya yang notabene merupakan makanan produk luar negeri. Bahkan anak-anak kecil jaman sekarang pun sudah mengenal bahkan terbiasa memakannya. Maka tak mengherankan jika makanan tradisional yang dahulunya mempunyai banyak penggemar, kini sudah mulai tenggelam. Jangankan melihatnya, menyebut atau mendengar namanya saja mungkin sudah lupa seperti makanan tradisional yang satu ini, jenang gempol.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa itu jenang gempol? Semacam dodol atau bubur kah? Jenang gempol merupakan salah satu makanan tradisional dari Yogyakarta yang sudah langka pembuat atau penjualnya. Makanan ini menyerupai bubur sumsum tapi berwarna coklat yang dilengkapi dengan bola-bola kecil dari tepung beras dan dimakan dengan santan. Bubur berwarna coklat inilah yang disebut jenang dan bola-bola tepung berasnya disebut dengan gempol.

Jenang ini juga terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan air, gula jawa dan daun pandan lalu dimasak seperti membuat bubur. Untuk gempolnya sendiri harus melalui beberapa proses hingga menjadi sebesar butiran telur puyuh. Tepung beras yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gempol dicampur dengan air kapur sirih hingga merata dan agak lengket. Setelah agak lengket, tepung tersebut dikepal jadi satu dan dikukus selama 30 menit. Setelah dikukus, adonan tersebut “digorok” menggunakan gebang, yaitu sejenis pelepah pandan duri yang besar dan telah dikeringkan. Gebang ini juga sudah jarang sekali ditemukan.

Proses “penggorokan” tersebut bertujuan untuk menghancurkan adonan tepung beras yang dikukus tadi. Ketika “digorok” menggunakan gebang maka adonan tadi akan berjatuhan seperti remahan roti. Setelah selesai “digorok”, remahan adonan tersebut “digelindingi” yaitu diambil sedikit-sedikit lalu dibentuk menjadi bulatan dengan tangan. Saat proses ini tidak boleh terlalu ditekan untuk membentuk bulatannya karena akan menyebabkan hasil akhir gempol menjadi keras. Tidak hanya sampai di situ saja, semua bulatan tepung beras tadi dikukus kembali selama 1 jam. Setelah dikukus lalu didinginkan kemudian direndam dalam air garam sebentar agar sedikit merekah dan siap dihidangkan dengan ditambah santan segar yang menghasilkan perpaduan rasa manis dan gurih.

Makanan tradisional ini biasanya dijual Rp. 1.000 per porsi kecil. Namun bisa juga dipesan dengan sejumlah nominal tertentu. Makanan tradisional ini kadang juga hadir sebagai hidangan makanan saat pesta pernikahan secara adat, khususnya adat Jawa di Yogyakarta.

Di Yogyakarta sekarang hanya terdapat beberapa penjual jenang gempol yang masih bertahan untuk memasarkan makanan tradisional ini. Kamu dapat menemukan penjual jenang gempol antara lain di Pasar Sentul dan Pasar Pujokusuman. Di masing-masing pasar tersebut pun hanya ada satu penjualnya. Selain di pasar, ada juga penjual jenang gempol yang menjajakan di pinggir jalan seperti di Jalan Sisingamangaraja atau di Jalan Parangtritis km 1.5. Di antara para penjual jenang gempol tersebut, ada salah satu di antaranya ada yang bisa dipanggil ke rumah untuk mengajarkan cara membuat jenang gempol. Tertarik?
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Obyek Wisata

Artikel berikutnya »

Kuliner

Artikel berikutnya »

Akomodasi

Artikel berikutnya »

Seni dan Budaya

Artikel berikutnya »
 
Copyright © www.halowisata.com
Bantul, Yogyakarta, Indonesia
DMCA.com