Search Hotels

Check-in Date

calendar

Check-out Date

calendar

Wednesday 29 May 2013

Tiwul, Icon Makanan Khas Gunung Kidul Yogyakarta

Siapa yang tak kenal singkong? Umbi-umbian yang satu ini sangat terkenal di masyarakat Indonesia. Ada banyak olahan makanan yang berbahan dasar singkong. Sebut saja keripik singkong, singkong goreng, tape, kue singkong hingga makanan modern yang bernama tela-tela yang juga berbahan dasar utama dari singkong. Makanan berbahan dasar singkong memang banyak digemari oleh masyarakat luas namun bukan merupakan makanan pokok. Berbeda dengan masyarakat di daerah Pegunungan Kidul, singkong menjadi makanan pokok mereka sebagai pengganti beras.

Pegununungan Kidul meliputi wilayah Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul. Di antara ketiga wilayah tersebut, Gunung Kidul lah yang terkenal memiliki makanan pokok dari singkong yang disebut dengan nama tiwul. Bahkan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah memiliki sebuah perusahaan yang memproduksi tiwul instan dan telah dikenal oleh berbagai kalangan karena produk tiwul instan ini juga telah masuk ke dalam pangsa pasar modern.

Pada masa penjajahan Jepang, tiwul sempat menjadi makanan pokok bagi sebagian penduduk Indonesia. Tiwul berasal dari singkong yang terlebih dahulu dibuat menjadi gaplek. Proses pengolahan singkong menjadi gaplek terbilang sangat mudah. Caranya, umbi singkong yang telah dikupas kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Gaplek tersebut kemudian ditumbuk hingga menjadi tepung gaplek. Tepung gaplek ini jika dikukus akan menghasilkan sebuah makanan yang dikenal dengan nama tiwul.

Tepung gaplek memiliki daya tahan penyimpanan yang lebih lama dibandingkan dengan singkong utuh. Tepung gaplek yang telah diolah menjadi tiwul memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan beras namun kandungan kalori tersebut sudah cukup memenuhi untuk kebutuhan per orang. Selain itu, tiwul dipercaya dapat mencegah penyakit maag.

Saat ini, keberadaan tiwul di perkotaan hanya bisa dijumpai di beberapa pasar tradisional. Terdapat dua jenis tiwul yang dijual di pasar-pasar tradisional tersebut: tiwul gurih dan tiwul manis. Tiwul gurih hanya berupa tiwul dengan parutan kelapag. Sedangkan tiwul manis berupa tiwul yang ada gulanya. Tiwul tersebut biasanya dibungkus dengan daun pisang. Dengan Rp. 1.000 pun kamu sudah bisa membawa satu bungkus tiwul dari pasar tradisional.

Para penjual tiwul di berbagai pasar tradisional di Yogyakarta biasanya menyandingkan tiwul dengan makanan yang terbuat dari singkong lainnya. Makanan tersebut bernama gatot. Orang-orang biasanya membeli gatot tiwul dalam satu bungkus.

Gatot sendiri terbuat dari singkong yang telah dipotong-potong pipih dan dikeringkan kemudian dikukus. Gatot ini biasanya ditambahkan dengan gula pada proses pengolahannya sehingga gatot memiliki rasa yang manis. 

Selain murah, gatot tiwul bisa menjadi alternatif camilan, sarapan pagi atau bahkan sebagai teman minum kopi di pagi hari saat kamu berada di Yogyakarta. Penasaran bagaimana rasa gatot tiwul khas Yogyakarta ini? Segera rencanakan liburanmu kali ini untuk datang ke Yogyakarta ya!
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Obyek Wisata

Artikel berikutnya »

Kuliner

Artikel berikutnya »

Akomodasi

Artikel berikutnya »

Seni dan Budaya

Artikel berikutnya »
 
Copyright © www.halowisata.com
Bantul, Yogyakarta, Indonesia
DMCA.com